Ruh Bisnis Seorang Muslim yang Menjadi Kunci Kesuksesan

Sabtu yang lalu, pas saya buka puasa di rumah Pak Chairul Tanjung, Ketua MUI KH Ma'ruf Amin memberikan wejangan-wejangan bisnis untuk seluruh tamu. Mau tahu apa nasihatnya? Simak saja tulisan berikut.

Sambil tersenyum, beliau menjelaskan, "Muslim sekarang jarang yang ngerti syariat, jarang yang ngerti muamalah. Repotnya, kalau sudah ngerti, malah nggak punya bisnis." Kami pun tertawa mendengarnya, karena itu ada benarnya.

Padahal 9 dari 10 bagian kehidupan (pintu rezeki) berada di perniagaan. Banyak Muslim yang belum ngeh soal ini. Perlu contoh?

Industri makanan dan minuman yang bersertifikat halal bernilai 415 triliun dolar AS. Menurut OKI, ternyata 8 dari 10 pemasok daging halal global terbesar adalah negara-negara mayoritas Non-Muslim, dengan Brasil, Australia dan India yang berada di peringkat tiga teratas.

Ini kan ironis. Ke mana Muslim-nya?

Sewaktu saya 4 kali berkunjung ke Jepang, saya melihat beberapa restoran di sana mendapat sertifikasi halal dari Thailand. Bayangkan, dari Thailand, bukan dari Indonesia. Sepertinya kita kalah cepat sama Thailand.

Seorang peserta seminar pernah bertanya kepada saya, "Mungkinkah seorang Muslim bisa sukses besar dalam bisnisnya?" Menurut saya, pertanyaan ini tidak perlu ditanyakan. Ya, tidak perlu ditanyakan. Bisa insya Allah.

Perluas wawasan kita. Buka pikiran kita. Kalau binatang saja dijamin rezekinya, apalagi manusia, apalagi orang beriman! Padahal binatang nggak pernah sekolah, nggak pernah kuliah! Hehehe.

Rezeki mah udah ada yang ngatur. Itu betul. Tapi, tetap saja perlu kesungguhan dalam menjemput rezeki, apalagi rezeki yang besar. Betul apa betul? Soal ini saya yakin Anda setuju dengan saya.

Begini. Saya mengamati, saat ini ada satu hal yang kurang dari seorang Muslim ketika ia berbisnis. Apa itu? Itqan. Mereka yang itqan hendaknya berusaha memberikan produk yang terbaik dan mengiringi prosesnya dengan perbaikan terus-menerus. 

Ya, dalam Islam, ada etos kerja yang namanya itqan. Maksudnya? Teliti, hati-hati, sepenuh hati, bermutu tinggi, dan sulit disaingi. Apapun nama dan istilahnya, sudah sepantasnya orang Indonesia belajar soal itqan. Terutama dalam berbisnis.

Ini PR besar. Apalagi mengingat SDM kita yang belum terlalu kompetitif. Tanpa itqan, produk dari seorang Muslim tidak akan dibeli oleh Muslim lainnya. Tanpa itqan, produk dari seorang Muslim sulit untuk go intenational.

Gagal di awal itu biasa. Tapi, jangan lama-lama. Segeralah berbenah. Ketika Anda gagal, berarti itu adalah signal bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Perlu disempurnakan. Ya, itqan. Anda setuju? Sekian dari saya, Ippho Santosa. Mudah-mudahan berkah berlimpah.



(Ippho Santosa dan tim mengucapakan mohon maaf lahir dan batin. Semoga Yang Maha Kuasa menerima amal ibadah kita semua. Aamiin)


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Ruh Bisnis Seorang Muslim yang Menjadi Kunci Kesuksesan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel