Asal Mula Penjajahan Terjadi di Indonesia

Penjajahan di Nusantara tidak diawali dengan aksi militerisme. Penjajahan justru diawali dengan kerjasama perdagangan antara Perusahaan Asing dengan penguasa kerajaan. Dengan dalih memenuhi kebutuhan akan rempah-rempah, para penjajah menawarkan timbal balik berupa perangkat-perangkat moderen yang dapat membuat kerajaan terlihat maju.
Para penguasa kerajaan pun merasa mendapat keuntungan dengan adanya perdagangan itu. Cara berpikir mereka sederhana, kerajaan mendapat pembayaran cukai pelabuhan dari kapal-kapal yang sandar, rempah-rempah menjadi ada harganya karena dibeli, dan elit kerajaan merasakan kemewahan ala Eropa dari masuknya barang-barang impor.
Setelah para petinggi perusahaan itu berhasil mengikatkan jalinan perdagangan dengan para penguasa kerajaan, mereka pun mendapat privilege (hak istimewa) atas tanah-tanah di wilayah kerajaan. Surat peralihan hak milik atas tanah pun diberikan. Aparatur kerajaan mendapat tugas mengawali tanah-tanah itu atas titah raja. Rakyat kawula pun mulai kehilangan hak untuk mengelola tanah-tanah itu karena sudah dikuasai oleh para pedagang.
Para elit perusahaan asing seperti Cornelis de Houtman dan JP Coen, tidak perlu mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk mengamankan tanah-tanah privilege itu dari "gangguan" kaum pribumi. Ada tentara kerajaan lokal yang sudah komitmen mengamankan tanah-tanah itu.
Pada masa awal kebijakan kolonialisme diluncurkan Belanda, para penguasa Nusantara tidak pernah menyadari bahwa mereka dijajah. Bahkan, ketika Gubernur Jenderal De Kock mengintervensi pemilihan Raja di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, para elit kraton tidak memberikan reaksi keras. Hanya Pangeran Ontowiryo (Diponegoro) yang bersuara lantang menolak campur tangan De Kock terhadap urusan Kraton.
Butuh waktu 200 tahun (2 abad) rupanya bagi kawula Nusantara untuk terbangun kesadarannya bahwa mereka tengah dijajah. Kalaulah tidak ada figur seperti Diponegoro, Untung Surapati, Trunojoyo, Imam Bonjol, Pangeran Antasari, Teuku Umar dan Sultan Mahmud Badaruddin, barangkali kawula Nusantara akan menganggap penjajahan hanyalah isu yang disebarkan kelompok anti asing.
Kenapa butuh waktu yang cukup lama untuk membangunkan kesadaran itu? Karena penjajahan adalah soal sistem. Ketika sebuah sistem tidak bisa dikritisi, itu artinya penjajahan tengah berlangsung. Dan penjajahan itu bukan tidak punya dukungan dari mereka yang dijajah? Dulu Belanda pun punya pendukung dari kalangan pribumi yang mendapat sedikit keuntungan berupa prestise, dan uang. Bahkan dulu tidak sedikit kawula pribumi yang begitu bangga jika ada anggota keluarga mereka yang dinikahi orang-orang Belanda.

Abdi Kurnia Johan, MH
Dosen FH UI


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Asal Mula Penjajahan Terjadi di Indonesia "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel