Meneladani Keikhlasan dari HABIB HUSEIN MUTAHAR
HABIB HUSEIN MUTAHAR
"Umiii hari ini kan pakai baju Pramuka, kok yang ada cuma baju putih?" Pagi-pagi teriakan Muh si sulung merobek keheningan seisi rumah, maklum sudah kelas 5 SD, suaranya semakin menggelegar.
Pasalnya, Uminya lupa kalau hari Senin 14 Agustus ini bertepatan dengan Hari Pramuka, padahal Muh sudah mengingatkan dari jauh-jauh hari.
"Nah sambil nunggu Umi siapin baju Pramukanya, Abi mau tanya nih siapa penulis lagu Hymne Pramuka?" Saya berusaha mengalihkan perhatiannya.
"H. Mutahar dong,"
"Kok tahu?"
"Kan kemarin kakak Pramuka Muh udah ngasih tahu,"
"Kakak Pramuka ngasih tahu juga gak H itu kepanjangan apa?"
"Gak Bi, emang H apa? Haji kali?"
"Bukan! H itu bisa dua kemungkinan, bisa Habib atau bisa pula Husein."
Muh mengernyitkan dahi, sementara semilir wangi pengharum pakaian aroma lavender mulai tercium, pasti Umi sudah dalam proses menyetrika baju Muh.
"Muh gak percaya ya? Nih Abi buka Wiki ya, beliau itu bernama Habib Muhammad Husein Mutahar, dikenal sebagai Pendiri Paskibraka, sejak kecil dipanggil Husein di keluarganya," Kebetulan begitu muncul halaman Wikipedia di hape saya tentang H. Mutahar yang terbuka foto beliau sedang berseragam Pramuka dengan gagahnya.
"Wah benar Bi, jadi H. Mutahar itu seorang Habib ya? Kok pakai disingkat H segala kan orang jadi gak tahu?" Muh terlihat keasikan memperhatikan layar hape sambil jemarinya dengan cekatan menggulung halaman ke atas-bawah.
"Itulah perbedaan orang zaman dulu dengan zaman sekarang. Pahlawan dulu banyak jasanya, tapi ikhlas gak mau namanya dikenal orang lain. Sebaliknya orang sekarang tidak punya jasa apa-apa tapi pengen terkenal, akhirnya malah pencitraan dibuat-buat berita bohong seolah sudah berjasa deh!"
"Berarti para Habib ada yang bantuin kemerdekaan Indonesia ya Bi?"
"Banyak banget! Walaupun mereka keturunan Arab, tapi sudah merasa sebagai bangsa Indonesia. Mereka cinta tanah Indonesia, mereka cinta pula para pahlawan perang dari Indonesia, bukan pahlawan perang Arab, karena mereka memang sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia."
"Nah baju Muh udah siap tuh, Muh nyalin dulu ya Bi."
Duh, padahal saya mau cerita lagi sama Muh bahwa H. Mutahar ini pencipta lagu "Hymne Syukur" dan "Hari Merdeka" yang nanti 17 Agustus pasti dia nyanyikan di sekolah. Ya sudahlah, takut terlambat juga.
Lumayan akhirnya saya berhasil mengalihkan perhatian Muh, maklum kalau anak-anak sedang panik maka kita harus pintar-pintar cari akal sebagai orangtuanya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
0 Response to "Meneladani Keikhlasan dari HABIB HUSEIN MUTAHAR"
Post a Comment