Cara Mendidik Anak Melalui Kisah Para Rasul
Salah satu hal penting yang perlu di sampaikan kepada anak adalah kisah Nabi Adam dan Nabi Nuh. Karena dalam Al Quran tujuan manusia hidup dunia secara teologi dan esktologi di jelaskan secara gamblang. Yaitu menjadi khalifah di muka Bumi. Itu juga memisahkan antara peristiwa memakan buah terlarang di surga dengan turunnya Nabi Adam ke muka Bumi. Jadi dalam Islam turunnya Nabi Adam AS bukanlah sebagai hukuman atas pelanggarannya memakan buah terlarang di surga, karena dalam masa penciptaannya Allah memang akan menjadi manusia sebagai Khalifah di muka bumi dan tugas manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dengan sistem dan teknis ritualitas di setiap nabi mungkin berbeda.
Kisah Nabi Nuh AS sebagai Rasul pertama memberikan pemahaman bahwa tugas Rasul adalah meluruskan Tauhid dan membawa siatem ritualitas yang baru dan tidak ada sistem ritualitas yang baru lagi setelah Nabi Muhammad SAW turun sebagai penutup Risalah (Sistem Ritualitas Ketauhidan). Bahkan turunnya Nabi Isa AS dari surga untuk membantu Imam Mahdi membunuh Dajjal tidak memperbaharui sistem ritualitas karena dalam hadist dia sholat di belakang Imam Mahdi dan Imam Mahdi sholat sesuai dengan risalah Muhammad SAW. Dan segala yang di lakukan oleh Nabi Isa AS sebelum meninggal adalah aktivitas pelurusan Tauhid, dengan sistem ritualitas Islam (Risalah Nabi Muhammad SAW).
Kisah Nabi - Nabi penting di sampaikan kepada anak - anak juga penting dalam konteks jenis - jenis kejahiliyahan, penyebab kejahiliyahan, serta jenis respons apa yang di kuasakan oleh Allah kepada para Nabi dan Rasul. Hal ini juga penting posisi dan respon apa terhadap kejahiliyahan yang menguasai entitas politik yang biasanya termanifestasi dalam kerajaan dan penguasanya (firaun,raja, kisrah atau kaisar dan sebutan lainnya). Para Nabi ada yang berperan sebagai oposisi, ada yang berperan dari Raja yang Jahiliyah seperti Nabi Yusuf menjadi Menteri dari Firaun, ada Nabi yang berperan sebagai penguasa seperti Nabi Sulaiman. Bahkan menurut pandangan saya Nabi Muhammad memainkan seluruh peran dalam fase sirahnya.
Waktu tidak terlalu di bahas sirah juga memperlihatkan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh lepas dari nilai - nilai Tauhid sebagaimana kaum - kaum yang memiliki teknologi arsitektur, perairan, pertanian, militer dan seluruh kemajuan kebudayaan yang kemudian Allah lenyapkan dengan turunnya Azab. Kalau kaum orientalis yang mungkin tidak percaya konsep - konsep Ketuhanan mereka menyimpulkan Bencana Alam atau Kekuatan Alam mungkin satu - satunya kekuatan yang tidak bisa di prediksi dan dikendalikan oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tapi kita yang percaya kepada Nilai - nilai Ketuhanan dalam bentuk konsep Tauhid maka seluruh materi di Alam Semesta ini atas kehendak Allah lah bergerak, berhenti, saling menghancurkan, membangun dan seluruh manuver apapun karena kehendak Allah SWT.
Wallahu 'Alam bi Shawab.
Silahkan di koreksi jika salah, tapi jangan di koreksi dengan sistem Teologi yang lain ya. Soalnya nanti hasilnya pasti beda. Jadi jangan mengkoreksi sebuah materi dengan kerangka dan parameter yang berbeda. Karena hasilnya pasti "salah" atau "beda".
Rahman Saleh
Staff Ahli WaKa MPR RI
0 Response to "Cara Mendidik Anak Melalui Kisah Para Rasul"
Post a Comment