Memahami Fiqih Jual Beli dari Ahlinya

🍃🌸 Membeli Buah Dilarang Mencicipi Dulu?🌸🍃

▫️▪️▫️▪️▫️▪️▫️▪️

[30/1 11.34]  +62 877-8474-xxxx: Temen titip pertanyaan 
Mau nanya dong:
Kalo yang jualan buah kan biasanya tukang jualannya membolehkan untuk mencicipi sedikit. Nah itu gimana hukumnya? Tetep ga boleh karena belum jadi milik kita, atau boleh karena penjualnya meridhoi?

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

 _Bismillah wal hamdulillah.._

Mencicipi sebelum membeli buah adalah bagian dari upaya membeli buah dgn hasil yg terbaik, agar tidak gharar atau tertipu oleh pedagang buah. Jika membeli pakaian orang akan memeriksa bahan, jahitan, kenyamanan, dan ukuran dibadan dgn dipakai dulu. Itu jika beli pakaian, ada pun beli buah tentu ada caranya sendiri tidak cukup lihat-lihat dan pegang-pegang. Inilah hakikatnya, menghindari gharar dan zhulm. Ditambah lagi ini terjadi biasanya atas Ridha penjualnya.

Ada penulis yg mengatakan mencicipi tidak boleh dgn alasan belum jadi milik. Pendapat ini sah-sah saja, tapi pendapat ini  berlebihan dan berbahaya. 

Sebab, pendapat ini berdampak pada .. kita pun tidak boleh mencoba sepatu dulu saat membelinya, tidak boleh mencoba sendal  saat membelinya, tidak boleh test Drive mobil atau motor  saat membelinya, tidak boleh mencoba baju dulu saat  membelinya,  .. dan lain-lain.

Kebolehan ini diperkuat oleh tradisi jual beli dimasyarakat kita dari zaman ke zaman dan tidak ada yang mengingkarinya, termasuk para ulama hingga datangnya pendapat syadz (nyeleneh) yang mengharamkannya.

Dlm madzhab Syafi'i dan Hanafi, 'Urf (tradisi) adalah salah satu sumber hukum.

 Berdasarkan ucapan Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu:

ما رآه المسلمون حسنا فعند الله حسن

_Apa yg dipandang baik oleh kaum muslimin maka di sisi Allah Ta'ala juga baik._ 

*(HR. Ahmad no. 3600, hasan)*

Para ulama mengatakan:

الثابت بالعرف كالثابت بالنص

_Ketetapan hukum karena tradisi itu  seperti ketetapan hukum dengan Nash/dalil._ *(Syaikh Muhammad 'Amim Al Mujadidiy At Turkiy,  Qawa'id Al Fiqhiyah, no. 101)*

Syaikh Abu Zahrah mengatakan, _bahwa para ulama yang menetapkan 'Urf sebagai dalil, itu sekiranya jika tidak ditemukan dalil dalam Al Qur'an dan As Sunnah, dan itu pun tidak bertentangan dengannya._ Tapi, jika bertentangan maka 'Urf tersebut _mardud_ (tertolak), seperti minum khamr dan makan riba. *(Ushul Fiqih, Hal. 418)*

Imam Al 'Ajluniy  Rahimahullah berkata:

لا بأس بالذواق عند المشتري . قال في المقاصد صحيح المعنى وقال القاري لا أصل له

TIDAK APA-APA mencicipi makanan bagi seorang pembeli. Dalam Al Maqashid dikatakan bahwa secara makna ucapan ini adalah SHAHIH, namun secara sanad tidak ada asal usulnya.

 (Kasyful Khafa, 2/349, no. 2985)

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menuliskan:


وقال ابن عباس: لا بأس أن يذوق الطعام الخل، والشئ يريد شراءه. وكان الحسن يمضغ الجوز لابن ابنه وهو صائم، ورخص فيه إبراهيم. 

“Berkata Ibnu Abbas: ‘Tidak Apa-Apa  mencicipi asamnya makanan, atau SESUATU YG HENDAK DIBELINYA.’ Al Hasan pernah mengunyah-ngunyah kelapa untuk cucunya, padahal dia sedang puasa, dan Ibrahim memberikan keringanan dalam hal ini.”

(Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, 1/462)

Ucapan Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma di atas ada dua pelajaran, yaitu bolehnya mencicipi makanan bagi pembeli dan bolehnya mencicipi makanan bagi yg berpuasa, selama hanya dilidah saja lalu dibuang.

Demikian. Wallahu a'lam

📙📘📕📒📔📓📗📔

🖋 Farid Nu'man Hasan
🔈 Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC
🅿️ Fanpage: https://facebook.com/ustadzfaridnuman
❄️ Kunjungi website resmi: alfahmu.id


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Memahami Fiqih Jual Beli dari Ahlinya "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel