Cara Mempersiapkan Kesuksesan Setiap Hari

BAGAIKAN

SIANG

&

MALAM

Pergiliran roda kehidupan kadang tidak bisa kita tolak. Hadapi kenyataan dan berserah diri kepada Allah, adalah jalan terbaik.

Kehidupan bukan kita yang punya, bukan kita yang mengendalikan. Makanya ia sering berjalan bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan. Bisnis kita gagal, panen kita bisa gagal, rencana kita bisa gagal. Lalu siapa yang kita punya..? kita sudah tau jawabannya Allah, yang Maha memegang segala urusan.

Bila sudah tahu hal ini , mestinya kita tidak jadi manusia yang gampang bersedih, marah, kecewa apalagi berputus asa. Kan. Bukan kita yang mengatur, jadi serahkan saja kepada yang Maha Mengatur. Bila gagal sebab kita yang salah, minta ampun. Bila gagal sebab ia adalah ujian, hendaknya mohon di berikan keselamatan.

Memang tidak gampang menerima kenyataan. Apalagi biasanya yang dinisbahkan sebagai kenyataan adalah hal hal yang dipandang buruk oleh manusia. Misalnya kehilangan putra yang disayang sebab kecelakaan alam, kehilangan mobil, kehilangan motor padahal cicilannya masih panjang lunasnya dan tidak berasuransi, putus sekolah, putus kuliah, berhenti kerja, bangkrut dangang, dan lain sebagainya. Disebut tidak gampang karena memang ia membawa kita kepada kesedihan.

Apalagi kita manusia, punya rasa, punya perasaan. Cuma, kalau kita pikir pikir diterima atau tidak kejadian buruk, ia sudah terjadi dan kita tidak bisa memutar waktu. Hilang Mobil, Kita marah sedih, mobil sudah terlanjur hilang, kita terjatuh, lantas kita marah dan sedih, kita memang sudah terjatuh. Apalagi yang bisa kita lakukan kecuali memang mengembalikan lagi semua kejadian kepada Penguasa Setiap Kejadian yaitu Allah SWT.

Ibarat siang dan malam, beginilah kehidupan berputar, Tidak mungkin kita hidup dalam nuansa yang terus terus terang, tidak ada. Pada ada masa di mana suasananya buram atau bahkan gelap. Lalui saja dengan ikhlas, lalui saja dengan lapang. Toh ketika malam datang, kita juga tahu bahwa besok fajar akan menjelang, lalu siang akan kembali datang.

Luqman pernah mendengar sedikit cara haji Muhiddin untuk bisa berlapang dada nanti kelak ketika mendapat musibah dan kesusahan, yakni dengan banyak banyak berlatih puasa. Melalui puasa puasa sunnah. Menurut beliau, dalam berpuasa, ketika lapar dan dahaga menyerang, rasa haus menyerang, kita tahu ada ujung dimana kelak penderitaan ini akan berakhir, yakni ketika berbuka puasa. Kiranya demikian sikap kita terhadap penderitaan dan kesusahan kita, bahwa betapapun beratnya ia akan segera berakhir seiring dengan waktu dan kehendak yang Maha kuasa.

Sementara itu, ada sebagian manusia yang menggelapkan sendiri kehidupannya meskipun terang. Tapi ia pun tidak usah khawatir Biarkan, Keterlanjuran sudah terjadi, kita minta ampun saja sama Allah dan biarlah dia yang Maha Kuasa ,mengubah kembali kegelapan hidup kita menjadi terang.

Memang ada bedanya antara menggelapkan sendiri kehidupannya dengan yang tidak menggelapkan sendiri. Adalah yang menggelapkan sendiri tidak bisa menunggu datangnya terang dengan sendirinya melalui pintu taubat. Tapi bila mereka yang gelap lantaran memang sedang di uji oleh kegelapan , mereka hanya perlu sabar Suasana terang kadang datangnya sendiri. Tidak perlu melalui pintu taubah. Wallahu A'lam.

Betapapun beratnya penderitaan dan sulitnya kesulitan, pasti ia akan berujung, hilangkan kecemasan, hilangkan kekhawatiran, dan buang lah keputusasaan.

Ya Allah, yang menciptakan siang dan  malam, Engkau ajarkan melalui penciptaan siang dan malam ini keberanian menghadapi kenyataan hidup. Bahwa malam akan berlalu, seiring dengan akan datangnya siang kembali. Dan bahwa kami memang harus memperiapkan diri bila memang malam datang menggantikan siang.

Ya Allah, yakinkan diri kami, bahwa di tengah suka cita atau duka cita, ada Engkau yang Maha Melihat dan Maha Menyaksikan.Dan tentunya Engkau tidak akan berdiam diri.

Share this post